Jumat, 27 November 2009

Belajar dari Ibrahim

Bismillahirrahmaanirrahim...


Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar..!!!

Begitulah suara takbir yang berkumandang mengisi setiap sudut ruangan hingga tadi pagi. Yup, hari ini adalah hari lebaran, tepatnya lebaran haji atau bahasa lainnya "Hari Raya Idul Adha". Hari raya dimana setiap muslim yang memiliki kemampuan dianjurkan untuk berkurban dan melaksanakan haji.

Belajar dari Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anak kesayangannya, anak yang sudah lama didamba-dambakan, untuk dipotong kepalanya. Namun, ketika Ismail yang masih kecil dan rela melakukannya demi ketaatan kepada Allah, Allah menggantinya dengan seekor domba. Disanalah terlihat betapa besar ketaatan orang-orang mulia yang dengan rela hati melaksanakan perintah Allah.

Jika kita bercermin pada diri kita sendiri, sudah berapa besarkah pengorbanan yang sudah kita berikan kepada Allah untuk sekadar menunjukkan rasa taat kita kepadaNya. Jangankan untuk mengorbankan anak yang sangat kita cintai, terkadang untuk mengorbankan sedikit waktu kita saja untuk menghadapnya dalam setiap hari ibadah sholat kita saja, kita sering enggan melakukannya.

Tetapi, ketika kita tidak menerima ketika Allah memberikan sedikit saja ujian kepada kita, sering terucap di bibir kita, "salah apa diriku?" atau "Dosa apa yang sudah kuperbuat sampai2 Allah memberi cobaan seberat ini?". Tidakkah kita berpikir, banyak sekali keenganan-keengganan kita untuk menjalankan perintah-perintah wajib. Dan bentuk ujian atau cobaan itu merupakan tanda kasih sayang Allah agar kita tidak terlalu terlena dengan kesenangan yang selama ini sudah diberikan. Atau bisa juga merupakan ujian untuk menaikkan tingkat keimanan kita, seperti yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Lakukan saja apa yang bisa kita berikan untuk agama Allah ini, dan tidak usah pertanyakan apa yang sudah kita dapatkan dari agama Allah ini. Karena sesungguhnya jika kita menghitung nikmat yang telah Allah berikan, tidak akan cukup waktu untuk menghitungnya. Hidup hanya sesaat, lakukan perbaikan setiap saat.

*ditujukan untuk diri pribadi yang lemah ini

Rabu, 25 November 2009

Dibuang Sayang

Life is sin 90=1
Love is cos 90=0
but, friendship is tan 90=infinity
It has no value in this universe..friendship forever..^^



Ku kirimkan 1000 senyuman untuk kamu..
Ambillah yang satu dan simpanlah yang 999 di dalam hatimu...
Ambillah ketika kamu sedih atau terluka..
Karena aku seneng liat kamu tersenyum..Keep smilling..!!



I'm happy, you know why?
Cos i'm lucky, you know why?
Cos God love me, you know why?
Cos sent a good friend to me..
You know who?
It's you..



Save space for me, in your heart and not in your mind.
The mind easily forgets,
but the heart always remembers.
Like now, i remember you and that's from my heart.



Sesungguhnya hidup ini adalah rangkaian ujian tanpa henti.
Sedangkan seberat-berat ujian adalah kelapangan, kemudahan, pujian dan hal-hal yang lebih membuat kita lalai dan lupa pada Allah.


Ya Allah, jagalah saudaraku dikala penjagaanku tak sampai padanya.
Sayangi ia, kala sayangku tak mampu merengkuhnya dalam kehidupan nyata.
Muliakan ia, kala penghargaanku tak terangkum dalam kata yang sahaja.
Karena Engkau punya segala yang tak kupunya dan karena ku ingin dia selalu menjadi saudaraku di dunia dan mengharap bertemu dengannya di surga...aaamiin..



Ku datang dengan ketidaksempurnaan, yang jelas ada kekurangan.
Namun Allah begitu mencintaiku, ia mengirimkan saudara yang melengkapi ketidaksempurnaanku..itu engkau saudaraku, agar kita tetap berada dalam dakwah ini..



Sejauh apapun jarak kita
Selama apapu kita tak berjumpa
Tapi kita tetap memandang langit yang sama
Melihat kerling bintang yang sama
Merasakan hangat sinar mentari yang sama
Karena itu sebenarnya kita tak pernah jauh,
dalam rindu yang mengharu biru

Apa kabar hati? Semoga engkau selalu bersih..
Apa kabar cinta? Semoga engkau selalu rindu pada Allah swt..
Apa kabar iman? Semoga selalu beranjak kepada istiqomah..
Apa kabar saudaraku? Semoga rahmat Allah, kebahagiaan, dan segala kebaikan selalu menyertaimu..


Setangkai ukhuwah bermula dari setitik benih cinta,
Kebersamaan adalah magnet perekatnya,
Ketulusan doa menjadikannya berbuah pengorbanan dan bermakna ketsiqohan.


Bersabar pada orang lain adalah kasih sayang,
sabar pada diri sendiri adalah harapan,
sabar pada orang yang kita cintai adalah ibadah,
dan sabar pada ketentuan Allah adalah taqwa.

Sabtu, 21 November 2009

Skripsi..Oh..Skripsi...

Bismillahirrahmaanirrahim..

Ya, setiap orang yang duduk di bangku perkuliahan pasti akan merasakan hal ini. Kalo bahasa temen-temen sekelas ana, "ngedate bareng skripsi"..(lucu-lucu memang temen sekelas ana itu..). Inilah sekarang yang mencuri perhatian ana n friends sejak 3 pekan yang lalu. Semua pada sibuk dengan proposal, judul skripsi, n tentunya dosen pembimbing masing-masing.

Sama halnya dengan ana, telinga ini mulai terbiasa dengan kata-kata metodologi penelitian, sampel, populasi, tinjauan pustaka, dan segala hal yang berbau skripsi. Ingin hati ini, menyelesaikan skripsi as soon as possible, dan ana pikir hal itu mudah dilaksanakan. Tapi pada kenyataannya, banyak sekali hambatan dan rintangan yang mesti dilewati. Padahal ana sudah mempersiapkan judul skripsi dari jauh-jauh hari, apa yang akan teliti, dan bahkan proposal penelitian ana sudah 50% selesai ana kerjakan.

Namun, Allah memang punya rencana yang lebih indah untuk ana. Ketika menghadap dosen pembimbing 1, judul ana disarankan untuk diganti. Yach, dengan berat hati ana ikuti saran dosen ana tersebut, mungkin ini yang lebih baik untuk ana.. (mencoba untuk selalu berhudznu dzhon, walau terkadang sulit dilakukan..). Tapi ana tetap yakin semua akan indah pada waktunya..dan proses ini sangat penting dilakukan sebaik-baiknya.

Karena ganti judul yang baru (bkn cuma judul, tapi topik yang baru) ana harus mulai lagi dari awal. Mulai dari cari bahan-bahan referensi yang valid sampai membuat proposal penelitian yang baru. Ini lah yang namanya perjuangan, bukankah hidup adalah perjuangan?? (kayak lirik lagu dewa y..hehe..). Lanjut, perjuangan tidak sampai disitu saja, ana juga harus lebih bersabar dalam beberapa hal (out of record, gk bisa ditulis disini..)

Intinya, harus tetap semangat..ana harus bisa menyelesaikan ini..cita-cita sudah di depan mata, dan harus terus berusaha agar bisa membuat orang-orang tersayang bangga punya anak seperti ana. Diri pribadi adalah motivator terbaik yang pernah ada, dan tentunya orang-orang terdekat lainnya.

^^