Kamis, 31 Mei 2012

Berkah Pagi Hari

Bismillahirrahmaanirrahiim

Hujan pagi pertama di kota Bungo.

Sesungguhnya hujan adalah berkah dari Allah.

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا * لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا * وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلا كُفُورًا
“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat)” [QS. Al-Furqaan : 48-50].
Saat hujan itu juga salah satu waktu yang doa2 dikabulkan.

Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami', 3078)

Terkadang, hujan pagi hari sering mendapat kutukan dari orang2 yang ingin berangkat kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya di luar rumah. Yah, apalagi bagi kami2 yang tidak punya kendaran yg beratap. Rasanya hujan pagi adalah hambatan yang luar biasa.

Hujan tetaplah hujan, yang selalu membawa keberkahan bagi setiap makhluk. Daripada menggerutu saat hujan, mending hujan diisi dengan doa2. ^_^

*ditulis saat sedang menunggu antrian mandi..:p

Selasa, 29 Mei 2012

Edisi Pindahan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Masih bahasan tentang pindahan..
Bagi saya, pindahan bukan hanya pindah diri, rumah n barang2 saja, pindahan berarti jg pindah tempat men'charge' ruhiyah..Layaknya jasad yg punya kebutuhan dasar makanan untuk bertahan hidup, ruhiyah pun butuh makanan untuk tetap bisa berdiri dan berjalan sesuai fitrahnya.

Untuk pindahan kali ini, tidak semudah pindahan rumah yg di hari pertama sampai langsung dpt tempat tinggal. Mulai dari saat memasuki kota, mata ini sudah berkeliaran mencari dimana tempat yg bisa menerima kepindahan saya, sepanjang jalan yg dilewati tidak terlihat satu pun. Hanya terlihat spanduk besar dengan slogan 'merakyat'-nya, cukup memberi setitik cahaya, jika di kota ini pasti ada tempat yg akan menerima kepindahan saya. Saya masih cukup optimis jika akan mudah menemukan teman-teman yang mau menerima.

Lanjut hari kedua n ketiga pun, setiap berjalan keliling kota, mata selalu sibuk berlarian mencari tempat. Sampai usaha 'siapa tau tidak sengaja bertemu pun' saya dan teman saya jalani. Sholat jama'ah di masjid dkt rumah tinggal kami, selain niat utk sholat jama'ah dan bersosialisasi dengan sekitar, jg kami selipkan niat utk mencari informasi, sayangnya kami tidak bertemu dengan orang yg bisa kami tanya. Ada seseorang yg kami kira bisa kami tanya, ternyata agaknya ada sedikit keraguan di hati, kami pun urung bertanya.

Tapi yang namanya jodoh, kalau sudah waktunya pasti akan ketemu (hehe..curcol). Saat kami sedang perkenalan di RS, ternyata dokter pendamping kami mengenal kami sebagai orang 'pindahan'. Alhamdulillah, akhirnya surat cinta itu bisa segera diberikan dan semoga tidak perlu menunggu lama untuk diproses..^_^ 



Minggu, 27 Mei 2012

Welcome to Muara Bungo

Bismillahirrahmaanirrahiim

Jumat, 25 Mei 2012
Hari pertama, awali dengan basmallah

Berangkat dari Jambi pukul 9.30 bersama 6 orang teman lainnya menggunakan mobil engkel (bener gk y tulisannya) yang bermerk 'Rani'. Perjalanan melewati muara jambi, muara bulian (batang hari), sungai rengas, tebo, dan sebenernya masih banyak desa2 kecil lainnya yg kami lewati, cuma ambo lupo..hehe..Jalanan yg kami lewati cukup banyak lubang, yaaah, seperti hidup tidak selamanya hidup kita mulus, terkadang ada saja lubang2 yang kita lewati agar kita tetap waspada..(uppsss, sdh mulai melantur..back to topic..). Kami singgah makan siang sejenak di rumah makan di daerah Sungai Rengas. Ada satu yg membuat kami agak shock, yakni harga nasi ayam goreng biasa saja harganya Rp.18.000,-. Harga yg cukup fantastis bagi kami dokter2 internship yg baru akan mulai bpetualang..ckck...

Alhamdulillah setelah melewati perjalanan lebih kurang 6 jam, akhirnya kami semua menghirup udara kota Muara Bungo. Entah kenapa namanya muaro bungo, mungkin dulu di kota ini banyak bungo (baca: bunga)..hehe..Kami langsung menuju rumah kontrakan (bedeng) yang awalnya sudah dipesan dengan bantuan teman mamang (baca:paman) yang tinggal di kota ini, namun setelah dirasakan, dipertimbangkan, dan terjadi sedikit insidens yang sempat membuat galau, akhirnya saya memutuskan untuk pindah dari rumah bedeng tadi dan tinggal bersama ke 8 teman saya lainnya di rumah dinas puskesmas yang memang dipinjamkan untuk kami. Jadilah, kami bersembilan menempati rumah dinas yang hanya punya 3 kamar itu..Walaupun rame, yang penting happy..^_^

rumah dinas di malam hari

Sabtu, 26 Mei 2012
Di hari kedua, beres-beres tak berkesudahan..

Layaknya orang pindah rumah, kami semua sibuk dengan barang masing-masing dan membereskan kamar masing-masing, yang sebelumnya sudah kami bagi sesuai hasil undian. Saya sekamar dengan Yulia, dokter cantik yang hobi aerobik, untuk menempati kamar ekstension a.k.a tambahan. Kenapa saya menyebutnya kamar tambahan, karena memang sebenarnya rumah itu hanya punya 3 kamar, namun karena kami orang banyak, ruang yang awalnya difungsikan sebagai ruang praktek, kami jadikan kamar tambahan. (kalo liat dr foto, sebelah kanan jendela dengan gorden merah itulah kamar kami, yg mana??itu yang di ujung..yg gelap itu??iya..*nyengir kuda )

Beli perlengkapan "Rumah Baru", menyapu, ngepel, jalan-jalan ke hypermart (inilah hebatnya muara bungo, walaupun bukan ibukota provinsi, tapi disini ada emmol lho..waterpark juga ada..asyikk...).
Tak lupa, malam harinya kami silaturahim memperkenalkan diri ke ketua pemuda setempat, yang rumahnya bersebrangan rumah kami.

Ahad, 27 Mei 2012
Hari Ketiga, terasa masih seperti liburan

Ba'da subuh, saya n friends jogging pagi keliling pasar (ya, iyalah..wong rumah kami di pasar..). Sambil jogging sambil mengingat2 jalan sekaligus lirik kanan kiri, siapa tau ketemu tempat untuk memberikan "surat cinta" dari murabbi. Setelah berjalan santai ria, kami mampir di rumah makan tepat di sebelah kanan rumah dinas kami. Kalo masalah cari makan, rumah kami paling enak untuk tempat cari makan, variasi makanan banyak dan dekat dengan tempat tinggal, tapi kalo soal harga, jangan dibandingkan dengan kota asal saya, harga2 makanan atau barang disini lebih mahal, masih bisa dimaklumi, mungkin karena kota perlintasan daerah. Lanjut setelah makan, kami tak sengaja silaturahim ke ibu RW, yang juga punya toko di dekat rumah dinas kami, Ibu RW yang keturunan Arab ini memang sudah mengetahui kedatangan kami 2 hari yang lalu. Jadilah, kami memperkenalkan diri sebagai warga baru di daerahnya untuk satu tahun ke depan.

Okelah, itu saja sedikit gambaran kehidupan saya di kota orang. Untuk yang rindu dan khawatir terhadap kondisi saya, tenaaang..InsyaAllah semua aman terkendali..aaaamiiin..:)

Senin, 21 Mei 2012

Merantau

Bismillahirrahmaanirrahiim

Kali ini bukan mau bahas tentang film yang berjudul "Merantau". Jadi, kalo ada teman2 yg tsesat dr mbah google pake kata kunci "Merantau" untuk tau bahasan ttg film itu, saya saranin cepet2 di close aja y..cz tulisan ini sama sekali gk bahas ttg film itu dan lg saya juga blm pernah nonton film itu dan gk tau cerita film itu..hehe..

Merantau kali ini merupakan episode hidup yang mesti saya lewati sebagai seorang manusia..(mmg slm ini siapa??).

Kalo dulu, jaman2 SMP-SMA, sempat timbul keinginan untuk merantau ke negeri org (read: dalam/luar negeri). Ingin sekali bisa meneruskan sekolah di tempat lain, bukan kota sendiri. Usaha itu sudah dimulai ketika SMP, kakek pernah menawarkan untuk melanjutkan SMA di Singapura. Bukan karena kami punya uang lebih utk sekolah di Singapura. Namun, ide itu muncul setelah kakek, yang sangat mendukung kemajuan pendidikan cucu2nya, membaca salah satu tawaran beasiswa di Singapura dari koran Kompas. Saat itu kebenaran saya mmg sedang duduk di kelas 3 SMP. Tawaran itu pun saya sambut dengan gembira, selain karena tergiur dg kata2 beasiswa n biaya hidup yang cukup besar pada saat itu, saya rasa inilah saatnya saya merantau. Application letter pun dikirimkan ke Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. Namun, memang belum waktunya saya memulai untuk merantau application saya belum diterima a.k.a ditolak..Rencana merantau part 1, gagal..

Lanjut saat SMA, awalnya dokter bukanlah cita-cita saya. Kalo anak-anak kecil dtanya apa cita-citanya, sebagian besar menjawab dokter. Tapi saya tidak, cita-cita dokter tidak pernah sedikit pun terlintas di pikiran sampai akhir kelas satu SMA. Dulu saya bercita-cita mau jadi pharmacist atau ambassador, yang saya tau pada saat itu belum ada fakultas negeri di Sumatera Selatan yang mengajarkan ilmu tersebut, kebanyakan ada di Pulau Jawa. Terlintas lagi dibenak saya untuk merantau. Namun, lagi2 Allah punya rencana yang lebih indah, saya terdampar di Fakultas Kedokteran UNSRI, yang dlm makna lain rencana merantau part 2, gagal lagi...sampai pikiran utk merantau pun sedikit demi sedikit mulai hilang..

Pada waktu itu saya berpikir kykny enak kalo merantau. Menjelajah tempat baru dan orang2 baru. Jauh dari orang tua, bisa melakukan semua sesuai keinginan kita, mengatur semuanya sendiri, dan bertanggung jawab atas semuanya sendiri.

But now, keinginan yang sudah lama terkubur dan hampir terlupa itu pun sepertinya harus saya jalani. Kali ini bukan karena kemauan saya sendiri. Saya merantau dalam rangka mengikuti program Internship yang diwajibkan bagi semua dokter lulusan Kurikulum Berbasis Kompetensi selama 1 tahun sebagai syarat untuk mendapat STR dan SIP dokter.

Dan tempat merantau saya kali ini adalah Kabupaten Muaro Bungo, Jambi. Kalo dulu saya sangat ingin merasakan merantau, kalo sekarang entah kenapa ada rasa tak ingin pergi jauh dari keluarga dan rumah..hiks..hiks..*mellow..

InsyaAllah besok pagi saya berangkat ke Jambi diantar ibu, ayah dan adik, sebelum nantinya berangkat ke Muaro Bungo bersama 12 orang teman yang lain. Smg perjalanan internship ini selalu diberkahi Allah..aaamiiin...


RSUD H.Hanafie Muaro Bungo diambil dr http://www.bungokab.go.id/sarana

Rabu, 02 Mei 2012

Memberi Bukan Berarti Kehilangan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Setiap kali ada yang mengajak donor darah, saya adalah orang pertama yang melangkah mundur. Bukan karena pelit tak mau memberikan darah, tapi percaya atau tidak saya takut jika jarum abocath sebesar itu menusuk kulit menembus sampai ke vena..tak bisa dibayangkan sakitnya..huhu..*maunya cm menusuk, gk mau ditusuk..

Terlebih lagi, doktrin dari ibu saya sejak jaman dahulu kala yang bilang kalau sekali donor darah, kita bakal ketagihan, jika tidak, badan akan terasa tidak enak dan sakit..*padahal saya sendiri dari lingkungan medis, koq bisa y percaya..ckck..namanya anak yang berbakti pada orang tua..hehe..ngeles..

Jujur, niat untuk donor darah itu sudah lama ada, tapi karena faktor-faktor x tadi, berulang kali saya mengurungkan niat mulia itu. Sering saya membaca, mendengar dan bahkan menonton manfaat donor darah, baik untuk pendonor maupun resipien. Apalagi setelah menonton acara Kick Andy tentang orang-orang yang rutin mendonorkan darahnya, bahkan sampai ratusan kali sehingga mendapat penghargaan..*mupeng pengen dapet penghargaan..hellowww..!!!hehe..

Dan kemarin teman-teman..saya DONOR DARAH...*berhasil..berhasil...berhasil..:p

Pasti kalian bertanya-tanya (ada yang penasaran gk y??) kenapa saya yang awalnya sangat tidak mau sekali donor darah bersedia untuk memberikan lebih kurang 450cc darah saya..Jawabanya karena mau bayar nazar *keplak..nepok jidat..Ya..ya..ini memang karena saya punya nazar untuk memberikan darah saya jika keinginan saya yang satu itu terwujud..So, mau tidak mau ya harus mau..utang harus dibayar..hehehe..

Ditemani oleh seorang teman, sebut saja Nita, (yang bilang kalo sakit sekali rasanya saat jarum donor ditusuk), kami pergi ke PMI RSMH Palembang. Sampai di sana, kami disambut oleh seorang ibu petugas PMI. Lebih kurang seperti ini percakapannya, walau agak lebay..:

Saya (S) : Assalamu'alaikum
Ibu Petugas PMI (IPP): Wa'alaikumussalam..ada yang bisa dibantu?
S        : (tampak ragu2)..hmm..kalo mau donor disini y bu? (pertanyaan yang sangat basi, lha di dpn    tulisan PMI segede gunung)
IPP     : Ya, donor sukarela?
S         :Iya
IPP     : Sedang haid?
S         : gak bu..
IPP      : (melihat dengan seksama) berat badannya berapa?
S         : InsyaAllah cukup..terakhir nimbang 50kg..
IPP     : (masih melihat dengan tampang tak yakin)..ya, itu memenuhi syarat, tapi kita coba timbang dulu..
S         : (dalam hati sambil melangkah menuju timbangan..What??Ibu gk percaya BB saya 50 kg..*sujud    syukur, berarti saya keliatan kurus..hehe..)
Setelah naik ke atas timbangan..
IPP      : (liat ke arah timbangan)..oiya, ya..malah BB-ny 5teeeet kg..(read: teeeet=disensor)..(sambil       tertawa)
S         : (blushing..)bener kan bu? *pasti timbangannya salah..ya, pasti salah..
IPP     : Kalo begitu, silahkan isi formulir ini dulu..(sambil menyerahkan selembar formulir berwarna pink yang berisi nama, TTL, alamat, pekerjaan, no.telp/HP, donor yang ke berapa kali)
S        : Ya..(menerima dan langsung mengisi formulir dengan tangan dingin *dalam arti yang sebenarnya)

Singkat cerita, setelah selesai mengisi formulir saya dipersilahkan untuk masuk ke ruangan donor darah. Di sana saya diperiksa tensi darah dan Hb..tensi darah saya yang biasany rendah, kala itu normal 110/80 mmHg, *makin tak ada alasan utk keluar dari ruangan itu..Hb saya pun normal 13,2 g/dl..*benar2 tak ada lagi peluang utk melarikan diri..huaaaa..Sang dokter (kykny kk tingkat saya, tapi lupa namanya, maaf y kak..) pun berkata, saya memenuhi syarat untuk menjadi pendonor dan silahkan pilih tempat tidur untuk eksekusi (kata terakhir ini murni dari saya).

Setelah memilih tempat tidur yang dirasa nyaman, mulailah ibu perawat menusukkan jarum abocath ke vena brachialis saya yang bersembunyi jauh di bawah tumpukan-tumpukan otot (tidak terlihat di superficial). Alhamdulillah, cukup satu kali saja, darah sudah mengalir melalu selang menuju kantong darah...*prok..prok..salut untuk ibu perawat yang mengaku sudah 27 kali donor darah..

Tak butuh banyak waktu, sekitar 15 menit, kantong darah itu sudah terisi penuh. Alhamdulillah, akhirnya donor darah juga..Setelah selesai, susu hangat, 2 butir telur, dan vitamin sudah tersedia di atas meja untuk dinikmati..yummy..Dan ketika akan pulang diberi oleh-oleh kartu donor. Ini buktinya..^_^v

Akhirnya, setelah penantian lama..