Rabu, 24 Juli 2013

Beda Ramadhan Beda Status

Bismillahirrahmaanirrahiim

Ramadhan 1431 H
Berstatus sebagai coass a.k.a dokter muda di bagian Kedokteran Forensik RSMH, mau tak mau harus mengikuti semua aturan yang ada di dalamnya, seperti mengikuti diskusi, pemeriksaan luar (visum et repertum), pemeriksaan dalam (autopsi), dan kegiatan per-coass-an lainnya. Sebenarnya hal yang biasa bagi para dokter muda untuk menjalaninya, tapi mengapa hal ini menjadi luar biasa bagi saya, karena saya menjalaninya di bulan puasa.
Sebagai info saja, sebagai dokter muda forensik, memang tidak ada yang namanya jaga malam seperti di bagian lain yang mengharuskan kita untuk berada sepanjang malam di rumah sakit. Namun, yang di bagian ini kita harus mengikuti visum et repertum ataupun autopsi setiap kali ada mayat yang datang. Sayangnya kita tidak tau kapan ajal datang menjemput, mau pagi hari, siang hari, ataupun tengah malam. Inilah yang terjadi kepada kami, harus siap sedia kapan pun panggilan itu datang.
Jika mayat yang datang itu pada siang hari, kami masih oke-oke saja. Tapi pernah suatu kali, tinggal beberapa menit menjelang adzan maghrib berkumandang dengan semua makanan dan minuman yang sudah terhidang rapi di meja, datanglah sms yang mengharuskan kami harus segera datang ke Bagian Forensik untuk melakukan autopsi. Dengan segera, saya bergegas datang ke sana, yang sebenarnya jarak antara rumah saya dengan bagian forensik tidak bisa dikatakan dekat. Dengan bekal seadanya, kami pun berbuka di bagian forensik.
Sering juga, panggilan itu datang saat tengah malam. Mayat seorang pemuda yang mengalami kecelakaan motor dengan bentuk kepala yang harus di rekonstruksi kembali. Tak jarang panggilan itu datang di saat dini hari, ketika akan bersiap menjalani sahur. Yang paling berkesan adalah berpuasa sambil melakukan ekshumasi (autopsi pada mayat yang sudah dikubur). Walaupun sudah menggunakan berbagai macam bahan untuk menghilangkan bau dari mayat tetap saja, bau itu masih tercium. Suatu pengalaman Ramadahan yang sangat berkesan yang belum pernah dijalani sebelumnya.

Ramadhan 1432 H
Kali ini masih berstatus sebagai dokter muda, tapi sudah berada di stase terakhir, yakni bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga (IKM/IKK). Ramadhan ini harus saya jalani di puskesmas. Sebagai dokter muda puskesmas, ternyata tidak hanya melayani pasien di puskesmas saja, tetapi kami pun diikutsertakan di kegiatan luar puskesmas. Kebetulan saat itu sudah mendekati hari lebaran, dimana puskesmas-puskesmas diajak ikut serta dalam menjaga Pos Ketupat yang diadakan oleh pihak Kepolisian.
Tak terkecuali saya ikut dalam menjaga pos tersebut, pastinya di bagian kesehatan. Akhirnya saya pun merasakan bagaimana duduk di pos pinggir jalan, menunggu kalau-kalau ada yang perlu bantuan kesehatan. Sebenarnya sedikit membosankan, karena sepanjang hari cuma duduk menunggu.Tapi untungnya saya tidak sendiri, ada seorang perawat yang ikut serta dan tak ketinggalan dokter kepala puskesmas tempat saya betugas pun ikut menemani, jadi ada teman yang bisa diajak ngobrol.

Ramadhan 1433 H
Ramadhan tahun ini status saya sudah tidak lagi sebagai dokter muda, sudah berubah menjadi dokter internship. Dokter internship adalah suatu program pemerintah yang wajib diikuti oleh setiap dokter baru yang lulus ujian kompetensi untuk ditempatkan di daerah-daerah yang sudah ditetapkan sebelumnya, kalau istilah mudahnya dokter magang.
Untuk pertama kalinya, saya melewati Ramadhan jauh dari keluarga. Saya menjadi dokter internship yang ditempatkan di Muara Bungo, Jambi. Sebagai anak rantau, saya tinggal bersama teman-teman rantau lainnya. Bersahur dan berbuka pun ala anak kost. Biasanya saya tidak perlu memikirkan mau sahur apa dan buka apa, hanya memikirkan kegiatan saya saja, kali ini selain harus menjalani profesi sebagai dokter internship di rumah sakit, saya pun harus mulai memikirkan apa yang mau dimakan untuk buka dan sahur. Untungnya rumah yang kami tempati sangat strategis. Tepat di belakang rumah kami ada pasar beduk yang menjajakan berbagai jenis panganan dan minuman. Walau begitu, sempat beberapa kali saya dan teman-teman memasak untuk menu buka bersama di rumah, mencoba resep-resep makanan.
Menjalani bulan puasa jauh dari keluarga untuk pertama kalinya bukan hal yang mudah. Namun, karena saya menjalaninya bersama teman-teman yang lain, saling membantu dalam setiap hal, berbagi susah dan senang, Alhamdulillah semua bisa saya jalani dengan lancar.

Ramadhan 1434 H
Yach, tepat sekali Ramadhan tahun ini, saya sudah selesai menjalani program internship dan tidak lagi berstatus sebagai dokter internship tetapi sudah resmi berstatus sebagai dokter yang sudah memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) dokter umum. Sebagai dokter yang sudah lepas dari internship, saya sudah bebas dan tidak terikat bisa bekerja dimana yang saya pilih.
Saat ini, saya sedang menikmati aktifitas freelance saya, berpartisipasi di klinik gratis, mengikuti pelayanan pengobatan di daerah, membantu dalam kegiatan pelayanan kesehatan gratis. Sebelum nantinya saya akan memulai tambahan profesi baru lain lagi di bulan Agustus.
Dan saya pun berharap, dipertemukan lagi di Ramadhan tahun depan dengan profesi lainnya, sebagai istri dan ibu misalnya. hehe..aaamiin..

Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka Ramadhan Giveaway dipersembahkan oleh Zaira Al ameera, Thamrin City blok E7 No. 23 Jakarta Pusat


Tidak ada komentar: