Rabu, 04 Agustus 2010

Di balik fase tidur

Bismillahirrahmaanirrahim..

Kali ini, tidak ada maksud untuk melebih-lebihkan sesuatu, hanya ingin menuangkan sedikit memori yang tidak ingin terlupakan..(*bahasa apa ini..^_^). Sayangkan, kalo setiap stase yang dilewati dalam dunia perco-assan tidak diabadikan..mubadzir..(hehe..lebay..)
Cuma sepenggal pelajaran yang bisa ditulis dari banyak pelajaran yang didapat.

Anastesi, stase ketiga dari banyak stase lagi yang harus dilewati..(Semangat..semangat..!!)
Awalnya, ana berpikir, orang-orang di anastesi ini bisa jadi orang yang paling sombong dan menganggap dirinya Tuhan. Why??Karena di tangan dokter anastesi lah orang yang tadinya sadar penuh (compos mentis) bisa tiba-tiba tertidur dalam hitungan detik. Dan durante operasi pun, si anastesiolog lah yang memegang kendali nafas. Saat operasi selesai, orang yang sudah di fase tidur dalam bisa dibangunkan.
Hmm..kalau bukan orang yang percaya adanya Allah, mungkin sudah jadi fir'aun millenium kali..Merasa dirinya yang bisa mengendalikan kehidupan seseorang..Syukurlah, dokter-dokter anastesi dan calon-calon anastesiolog yang ana kenal tidak seperti itu..:)

Uppss..jangan sensi dulu ya bagi pembaca dari kalangan anastesiolog (*kira2 ada gk y yg baca..hehe..)..tidak ada maksud memojokkan..

Di sudut lain, ada pikiran lain yang berkecamuk yang membuat ana tertarik untuk memasukkan anastesi di daftar panjang pilihan spesialistik masa depan (*dasar co-ass bimbang, setiap masuk stase baru selalu tertarik untuk bisa ambil spesialis di bidang tersebut…).
Ana berpikir kalo dokter anastesi adalah dokter yang paling bisa ikhlas..dokter yang bekerja di belakang layar. Coba dech, cari plat nama dokter yang belakangnya ada tulisan Sp.An., dijamin langka..mana ada pasien yang mau dateng khusus untuk dibius…Dokter-dokter yang terkenal (di kalangan masyarakat) itu biasanya dokter spesialis anak, penyakit dalam, obgyn, kulit, dan yang lainnya..kayaknya kalo dokter anastesi jarang dikenal masyarakat..(mungkin ada sebagian)..

Menjadi dokter anastesi, menjadi dokter yang sangat sedikit mendapatkan ucapan terimakasih. Dokter anastesi berinteraksi dengan pasien yang tidak sadar, paling berinteraksi dengan pasien sadar saat kunjungan pre-anestesi. Saat pasien terbangun dari tidur (read:pembiusan) dan selesai operasi, pasien bakal berinteraksi dengan dokter bedah. Itulah kenapa ana beranggapan kalo dokter anestesi itu dokter yang tak kenal dengan ucapan terima kasih, jadi bekerja bener-bener ikhlas..(*I like it..^_^). Tidak berorientasi "terima kasih"..

Tidak ada komentar: