Jumat, 17 Desember 2010

Jaga Jiwamu

Bismillahirrahmaanirrahim..

Fresh from the oven..
Tia baru keluar dari rumah sakit jiwa….oopss..maksudnya tia baru saja menyelesaikan kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Rumah Sakit. Sisi lain (lagi) yang tia temukan dari kehidupan seorang manusia.

Awalnya, tia takut untuk berhadapan dengan pasien-pasien jiwa. Tia takut mereka akan mengamuk dan menyerang tia. Karena dari cerita-cerita sebelumnya, dokter harus ekstra hati-hati terhadap pasien jiwa disebabkan perasaannya yang labil. Alhamdulillah, hal itu tidak terjadi pada tia.Terlebih lagi, untuk pasien yang masih gaduh gelisah (istilah untuk pasien yang masih labil, yang sering kami plesetkan menjadi gundah gulana..hehe..) akan dirawat di tempat khusus sampai benar-benar sudah bisa berinteraksi.

Kalau tia pikir, pasien jiwa ini adalah pasien yang penyakitnya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan kaca mata yang berlensa hati. Pasien yang tidak bisa diperlakukan seperti pasien dengan keluhan fisik pada umumnya. Anamnesis dibangun untuk bisa menganalisis bagaimana perasaan (afek dan mood), sikap, proses berfikir, dan masih banyak lagi yang harus diketahui dari pasien tersebut. Dan tak jarang, kita diharuskan menjadi teman curhat yang baik bagi pasien, yakni mendengar semua masalah yang dihadapinya. Atau jika bertemu dengan pasien yang tidak kooperatif, kita pun harus bisa menggali apa yang menjadi penyebabnya. Hal itu menjadi seni tersendiri dalam ilmu psikiatri. Itulah mengapa, ana berpendapat bahwa anamnesis dalam psikiatri tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu 5 menit, lalu meresepkan obat.

Selain ilmu tentang bagaimana penyakit-penyakit dalam psikiatri, konsep-konsep dalam psikiatri serta terapinya, tia juga banyak mendapat pelajaran hidup pada stase ini. Banyak masalah-masalah dalam kehidupan yang jika kita salah memilih cara bagaimana untuk menghadapinya, maka masalah tersebut yang akan menguasai diri kita, bukan kita yang mengendalikan masalah. Memang suatu hal yang wajar jika kita merasakan stress pada masalah yang ada. Bukankah manusia dikatakan hidup jika dia merasa stress??

Dari pengamatan selama 4 minggu di RSJ, masalah-masalah terbanyak yang paling sering dihadapi adalah masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan percintaan. Mungkin kedua hal ini menjadi kebutuhan dasar di hidup manusia ya..terlepas adanya masalah-masalah lain yang menjadi faktor penyebab. Sudah tabiat manusia pula, saat menghadapi masalah ada sistem yang namanya "Fight or Fly", yang maksudnya lebih kurang yakni masalah yang datang akan kita hadapi atau malah kita berlari dari masalah tersebut. Bagi mereka yang menghadapi akan ada dua kemungkinan berhasil atau tidak, tapi bagi yang berlari hanya ada satu kemungkinan hanya kegagalan yang ada.

Semoga setiap fase yang dijalani, mampu mendewasakan jiwa yang manja ini dan dapat terus belajar tentang makna hidup yang sebenarnya..aaamiin..

Wallahu'alam


*Ditulis sebulan yang lalu, baru bisa dipost-kan sekarang cz semangat nulis baru muncul lagi..^_^

2 komentar:

Artineke A. Muhir mengatakan...

Senangnye bisa baca tulisan Tia lagi, terus menulis dan tetap semangat dek :)

Tia Sabrina mengatakan...

syukron y mb pembaca setia blog tia..hehe..
sebenernya ada beberapa tulisan lagi dlm bentuk draft, tp blm sempet diselesaikn..insyaAllah segera..
semangat juga untuk mb keke..!!!
^_^