Jumat, 07 Oktober 2011

Karena Allah bersamaku

Penyanyi: Maher Zein
Album: Thank You Allah
Judul: Insya Allah (terjemahan bahasa Indonesia)


Setiap kali kau merasa seperti tidak bisa pergi
Kau merasa begitu kehilangan dan kau merasa sendirian
Semua yang kau lihat adalah malam
Dan kegelapan ada di sekelilingmu
Kau melihat kegelapan malam
Kau mersa tak berdaya
Kau tidak bisa melihat jalan keluar
Jangan menyerah dan putus asa
Karena Allah bersamamu

Insya Allah Insya Allah
kau akan menemukan jalan

Setiap kali kau membuat satu kesalahan lagi
Anda merasa tidak dapat bertobat
Dan sudah terlambat
Kau menjadi bingung, keputusan salah yang telah kau buat menghantui pikiranmu
Dan hatimu penuh dengan rasa malu

Jangan menyerah dan putus asa
Karena Allah bersamamu

Insya Allah Insya Allah
Kau akan menemukan jalan
Insya Allah Insya Allah
Kau akan menemukan jalan

Kembali ke Allah
Dia tidak pernah jauh
Yakinlah pada Allah
Angkat tanganmu dan berdoalah kepada-Nya
oo..Ya Allah..
Tuntunlah aku dan jangan biarkan aku tersesat
Kaulah satu-satunya yang menunjukkan jalan
Tunjukkan jalanMu Ya Allah..
Tunjukkan jalanMu Ya Allah..

Insya Allah Insya Allah
Kita akan menemukan jalannya

Senin, 15 Agustus 2011

Belajar Bersyukur

Bismillahirrahmaanirrahim

Saat tiba-tiba listrik padam, kita sedang berada dalam suatu ruangan yang gelap gulita tanpa ada cahaya setitik pun,
Syukur atas mata diberikan

Saat kita terserang radang tenggorokan dan sariawan, betapa susahnya kita untuk menelan dan berbicara,
Syukur atas mulut yang diberikan

Saat kita hidung kita tersumbat, bau-bauan menyengat sekalipun tidak bisa tercium,
Syukur atas hidung yang diberikan

Saat telinga kemasukan air, betapa tidak nyamannya kita dengan telinga yang terasa penuh,
Syukur atas telinga yang diberikan

Saat kulit tak sengaja terkena air panas, betapa perihnya dirasakan,
Syukur atas kulit yang diberikan

Saat tangan tergores pisau, nyeri rasanya jika digerakkan,
Syukur atas tangan yang diberikan

Saat kaki keselo, membuat jalan menjadi pincang,
Syukur atas kaki yang diberikan

Lalu, nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan???

Senin, 28 Februari 2011

Rabies - - Penyakit Anjing Gila

Untuk pertama kalinya, saya menemukan kasus Rabies atau yang lebih sering dikenal dengan "Penyakit Anjing Gila".

Saat rotasi di poliklinik neurologi, ada konsul dari bagian IGD, seorang anak laki-laki,10 tahun, datang dengan keluhan kejang. Sebagai co-assisten, saya menemani mb residen neuro untuk datang menjawab konsul ke IGD. Awalnya kami bingung, kenapa pasien anak dikonsulkan ke bagian neurologi. Karena biasanya jika pasien anak, dikonsulkan ke bagian Anak, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk dikonsulkan ke bagian neurologi.

Saat sampai di IGD, terlihat seorang anak yang kejang saat akan diberi minum oleh ibunya. Kejang berhenti, saat si ibu tidak memberi minum. Mb residen yang saya sertai pun berkata,"oh, ini rabies. Itu ada kejang rangsang." Setelah dikonfirmasi dengan keluarganya, memang anak ini memiliki riwayat digigit anjing sekitar 1 bulan yang lalu. Dan dari kaki kirinya pun masih terlihat bekas luka akibat digigit anjing.

Saya langsung penasaran dengan penyakit rabies. Selama ini saya hanya mendengar saja tentang penyakit rabies. Sejak dari kecil, sudah ditakut-takuti dengan yang namanya rabies sampai membuat saya takut dengan anjing sampai sekarang. And now, saya melihat sendiri bagaimana pasien rabies.


Apa itu Rabies?
Rabies itu sendiri adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Ternyata bukan hanya anjing saja yang bisa menularkan virus rabies, gigitan kucing, kera, rakun, dan kelelawar juga dapat menularkan rabies.

Bagaimana rabies bisa menginfeksi?
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan


Apa tanda dan gejala Rabies?
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki.

Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:

Stadium prodromal
Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.

Stadium sensoris
Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.

Stadium eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. [8] Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air

Stadium paralitik
Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.


Bagaimana cara diagnosisnya?
Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi. Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi. Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies. Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies dan antibodi spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus disuntik mati terlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak dapat digunakan terhadap manusia. Akan tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%. Selain itu, diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis post mortem setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal.

Bagaimana penanganannya?
Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.
Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin.


Lalu pencegahannya bagaimana?
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal).
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:

* Dokter hewan.
* Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
* Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan
* Para penjelajah gua kelelawar.

Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

Sumber:wikipedia

Sabtu, 12 Februari 2011

Ketika Allah Belum Menjawab

Bismillahirrahmaanirrahim..

Saat Allah belum mengabulkan doa kita, apa yang muncul pertama kali di benak kita???

Allah jahat
Allah tidak adil
Allah sudah tidak sayang lagi dengan kita
Dan segala pikiran negatif yang kekanak-kanakan untuk usia di atas 20 tahun..(astghfirullahal 'adzim..)

Sungguh, tidak begitu adanya.
Jika Allah memang jahat, tidak adil atau tidak sayang lagi, pasti Allah akan memberi cobaan (dlm bentuk apapun) yang lebih berat dari yang sedang kita alami sekarang. Padahal kita belum bisa dikatakan beriman sampai kita diuji oleh Allah. Dan jangan lupa, Allah tidak akan memberikan ujian yang kita tidak sanggup menerimanya.

Mungkin selama ini kita selalu berpikir doa yang sudah kita panjatkan setiap sujudnya sudah maksimal, namun masih juga Allah tidak mengabulkan. Tentulah Allah punya rencana lain.

"Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa." (HR. Ath-Thabrani)

Tinggal doa kita termasuk ke dalam bagian yang mana. Hanya Allah yang tahu terbaik untuk kita. Karena doa adalah senjatanya orang mukmin. Tak ada tempat yang pantas untuk kita meminta selain hanya kepada Allah.

Lalu terkadang kita membandingkan dengan orang lain yang tidak perlu berdoa, ia sudah mendapat apa yang dia inginkan. Padahal mungkin Allah suka mendengar doa-doa kita, karena itu lah Allah belum mengabulkan doa kita. Berbeda denga orang-orang kafir yang langsung Allah kabulkan doanya. Itu karena Allah tidak suka dengan mereka.

Dan meyakini bahwa Allah memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita memang tidak semudah mengucapkannya. Tapi berusaha untuk terus ber-hudznuzhon kepada Allah merupakan suatu kewajiban.


Dan Tuhanmu berfirman, “ Berdoalah kepada-Ku, niscya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Qs. Al-Mu’min : 60).

wallahu 'alam


*Ditulis sebagai penyemangat diri agar terus berhudznuzhon terhadap doa-doa yang telah, belum, akan, atau mungkin diganti terkabulkan.