Selasa, 28 Agustus 2012

Lebaran Liburan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Ramadhan baru saja berlalu, berharap semangat Ramadhan akan bisa bertahan sampai kembali bertemu pada Ramadhan di tahun depan, insyaAllah..aaamiin..Cerita lebaran kali ini pun tak ingin basi begitu saja sebelum diabadikan lewat tulisan di blog sederhana ini..hehe..

Lebaran kali ini kami sekeluarga mudik ke kampung ayah di Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Jangan pake acara nanya2 jadi saya orang medan apa bukan ya..cz paling males jelasin kl bilang mau mudik ke medan, trus temen2 nanya, "jadi, tia ni wong medan yo??Marganyo apo??"..Helloooo..gk semua orang yang berasal dari Sumatera Utara itu punya marga, sama kayak orang Palembang, gk semua orang yang lahir dan tinggal di Palembang punya gelar R.A, masayu, nyimas atau nyanyu..Yang intinya banyak suku lain juga yang lahir, tumbuh dan berkembang biak di suatu daerah walaupun nenek moyangnya bukan asli dari daerah sana. Apalagi saya yang lahir blasteran, entah asal dari mana tapi lahir dan besar dimana..butuh waktu yang panjang untuk menjelaskan asal usul keluarga..lebay.com..hehe..Satu yang pasti kalau kita dari berasal dari Adam dan Hawa, dan sama2 Muslim..*jadi, teringat kata2 seseorang saat menjelaskan asal usul keluarga..

Eh, koq jadi panjang bahas suku-sukuan..kan mau bahas perjalanan lebaran kali ini..Okeh, kita lanjut saja..back to the line..

Terakhir kali kami sekeluarga mudik ke Tamora (read:Tanjung Morawa) saat saya masih duduk di bangku kelas 1 SMP, yang artinya sudah lebih kurang 10 tahun saya tidak datang berkunjung ke sanak saudara yang ada disana. Wajar saja saat bertemu dengan sepupu yang usianya di dibawah saya sudah pada lupa nama dan wajahnya, terlebih lagi banyak anggota keluarga baru yang bermunculan, antara lain suami/istri sepupu beserta anak-anak mereka yang dengan kata lain keponakan2.

Layaknya lebaran di palembang, hari pertama lebaran dihabiskan untuk bersilaturahim kepada sanak famili. Ada satu tradisi yang menurut saya berbeda, yakni tradisi sungkeman, dimana dimulai dari yang paling tua lalu diikuti oleh yang lebih muda. Ada isak tangis haru saat sungkeman ini, disinilah semua permintaan maaf dihaturkan dengan ikhlas antara kakak dg adik, orang tua dengan anak, paman/bibi dg keponakan, sepupu dg sepupu...begitu mengharukan, namun karena kami di Palembang tidak pernah melakukan ini jadi agak bingung apa yang harus dikatakan saat sungkeman..jadilah hanya bilang, "maaf ya wak/paklek/bulek"..:D
tradisi sungkeman

Karena perjalanan yang kami tempuh Palembang-Medan kurang lebih 30 jam perjalanan darat, kami tidak ingin menyia2kan waktu kami yang hanya beberapa hari ini. Jadilah selain bersilaturahim, ayah sudah buat jadwal agar waktu kami efektif untuk keliling Medan dan sekitarnya. Hari kedua lebaran kami pergi ke Berastagi, 'puncak'nya Sumatera Utara, tempatnya sejuk,asri, banyak jual buah2an segar yang harganya murah.
Di puncak Berastagi
Keesokan harinya, kami hanya berkeliling kota Medan. Salah satunya ke Istana Maimoon, tempat tinggal Raja Deli (bener gk ya??).
Di depan istana maimoon

Lanjut di hari ketiga lebaran, setelah malam harinya menginap di rumah Wak Alu (Abang ayah yang tertua) di kota Pematang Siantar, kami mulai berpetualang ke danau terbesar di Indonesia, Danau Toba.
Danau Toba


Setelah beberapa hari di lebaran liburan tadi, hari Kamis malam kami harus balik lagi ke Palembang, saya pun diantar ke Bungo, secara Bungo dulu baru Palembang..(kyk pantun apa y??)..Kembali ke rutinitas lagi...semoga bertambah semangat menjalani hari-hari baru di bulan Syawal ini..aaamiiin...^__^

Kamis, 16 Agustus 2012

Di Penghujung Ramadhan

bismillahirrahmaanirrahiim

Tiba di penghujung Ramadhan, ada rasa sedih karena sebentar lagi Ramadhan kan segera berlalu, sedangkan amalan-amalan yang dilakukan masih jauh dari layak. Ada rasa sesal karena tidak memanfaatkan waktu yang ada dengan hal-hal baik, malah lebih banyak menghabiskan untuk hal yang sia-sia.

Terbersit juga rasa bahagia, karena sebentar lagi hari yang fitri segera datang yang artinya waktu untuk berkumpul dengan keluarga kan segera datang. Ramadhan kali ini benar-benar terasa berbeda, disamping menjadi Ramadhan pertama jauh dari keluarga, banyak pengalaman-pengalaman baru yang dialami ketika Ramadhan di perantauan.

Beberapa jenis kegiatan selama Ramadhan di perantauan:
1. Buka Bersama
    Mungkin buka bersama adalah salah satu jenis kegiatan yang sangat disukai oleh anak2 kost seperti kami   di kala bulan Ramadhan..(makan gratiiiissss...hehe..).Mulai dari buka bersama IDI cabang Bungo, buka bersama para dokter internship, buka bersama DPD PKS Bungo, buka bersama dokter umum yang lain, sampe buka bersama anak-anak pesantren kilat di daerah yang lokasinya luar biasa untuk dijangkau...(*agak lebay..:p)

    
Bubar IDI cabang Bungo


Bubar DPD Bungo
Bubar dokter internship dg dr. Melva

2. Pesantren Kilat
    Ini salah satu pengalaman luar biasa yang kami lewati. Awalnya tidak ada rencana kami (read: tia sm anita) untuk ikut serta dalam kegiatan pesantren kilat yang diadakan oleh IKADI cabang Bungo. Hari pertama pesantren kilat diadakan di sei telang, rantau pandan. Daerah yang kabarnya daerah paling ujung di muara bungo, dengan jarak tempuh 1,5 jam dari kota muara bungo, yang harus melewati bukit-bukit dan hutan, yang belum terjamah dengan listrik dan sinyal HP, yang membuat mual-muntah karena jalan yang bekelok-kelok. Sesampai disana kami sudah disambut oleh anak-anak smp-sma yang ternyata anak-anak pesantren. (*sempet keder jg hrs menyampaikan materi depan anak-anak pesantren..:D). Sampai tiba berbuka, walau hanya dengan makanan yang sederhana namun semua makanan terasa nikmat.
pesantren kilat

*ditulis sehari sebelum mudik ke palembang, ditemani obrolan hangat teman-teman tentang masa kecil

Minggu, 05 Agustus 2012

Pertengahan Ramadhan

Bismillahirrahmaaniirahiim

Tak terasa kita sudah sampai di pertengahan Ramadhan. Apa kabar Ramadhan yang sudah kita lewati? Bagaimana dengan target-target Ramadhan yang sudah kita buat? Masih sekadar target atau sudah ada yang tercapai?Atau kah di setengah Ramadhan yang sudah kita lewati kemarin hanya diisi dengan kegiatan layaknya hari-hari biasa?


Hanya sekadar pengingat diri, sebelum Ramadhan pergi. Masih ada setengah Ramadhan lagi yang harus lebih baik dari yang lalu. Karena kita tidak pernah tau, akan jadi Ramadhan kita yang ke berapa tahun ini.