Senin, 29 Juni 2009

There is no Choice for not Being a Leader

Ketika seorang manusia terlahir ke bumi, secara otomatis ia telah menjadi pemimpin. Setidaknya menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri yang memimpin akan kemana berjalan menapaki kehidupan di dunia ini selanjutnya. Sebagian orang akan memilih jalan yang baik tetapi sebagian lagi akan terperangkap pada jalan kebahagian yang semu semata. Saat diri diamanahkan untuk menjadi seorang pemimpin, at list sebagai pemimpin diri sendiri, hendaklah dalam diri seorang pemimpin tersebut memiliki karakter-karakter yang sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadist. Karena seorang pemimpin adalah orang yang berada di depan barisan yang akan membawa ke arah mana pasukannya akan berjalan. Seperti nahkoda kapal yang memegang kendali kapal dan menentukan kapal akan berlayar ke arah utara, selatan, barat, ataupun timur. Seperti komandan yang memutuskan apakah prajuritnya bersiap untuk bertempur atau malah bersiap untuk mundur.
Dalam menetapkan karakter-karakter seseorang yang kredibel untuk dijadikan seorang pemimpin tak akan mungkin didapatkan seseorang yang memiliki karakter kepemimpinan yang sama dengan Rasullah saw. karena beliau seorang yang mashum (free from sins) bahkan telah dijamin masuk surga oleh Yang Punya Surga (Allah,red.) Tetapi paling tidak karakter yang harus, mutlak, kudu dan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin ialah seseorang yang dalam setiap kali jantungnya berkontraksi, setiap kali sistem respirasinya melakukan inspirasi, dan sel-sel otaknya masih teroksigenisasi dengan baik, ia akan selalu berusaha untuk berlaku dan bertindak seperti Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah.
Memimpin adalah sebuah amanah yang amat berat. Amanah yang tidak hanya akan dipertanggungjawabkan di depan manusia saja, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pemilik Manusia. Begitu beratnya tanggung jawab sebagai pemimpin, hingga Rasulullah bersabda, ''Apabila seorang hamba (manusia) yang diberikan kekuasaan memimpin rakyat mati, sedangkan di hari matinya dia telah mengkhianati rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga kepadanya.'' (HR Bukhari dan Muslim). Apalagi untuk memimpin sebuah komunitas, seseorang akan sangat dituntut kredibilitasnya yang baik. Ada beberapa kriteria orang yang layak menjadi pemimpin:

1. Beragama Islam, beriman dan bertakwa
Seseorang yang telah mampu menjaga amanah dari Allah untuk dapat menjalani kehidupan dengan baik melalui selalu melakukan hal-hal yang dianjurkan dan selalu menjauhkan diri dari apa-apa yang diharamkan ataupun syubhat, maka ia telah memiliki salah satu kriteria yang setidaknya ada dalam diri pemimpin.

2. Memiliki akhlak yang baik.
Dalam suatu sistem kepemimpinan, akhlak yang memliki peran utama dalam menjalankan sistem kepemimpinan. Seorang pemimpin haruslah bersikap jujur, amanah, tidak melakukan maksiat atau dosa yang dapat merusak amanah yang sedang dipikul karena dapat berdampak merugikan bagi orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya.

3. Berilmu pengetahuan
Seorang pemimpin tentulah orang yang cerdas, yang memiliki wawasan luas. Tidak hanya ilmu yang sesuai dengan bidangnya saja yang harus dimiliki, tetapi juga ilmu yang berkaitan dengan masalah-masalah di luar bidang keprofesionalannya.

4. Berkemampuan dan berkapabilitas dalam memimpin
Untuk dapat menjalankan sesuatu atau mengerjakan suatu hal dengan baik, seseorang harus memiliki kemampuan dalam hal tersebut. Layaknya seorang montir yang akan mereparasi mesin mobil yang rusak, ia harus memiliki kemampuan dalam hal mesin agar mobil tersebut dapat melaju kencang seperti biasanya. Begitupun seorang pemimpin harus memiliki kemampuan guna menyelesaikan masalah-masalah yang pasti akan dihadapi nantinya. Imam Al-Mawardi dalam kitabnya Al-Ahkam As- Sulthaniyah mengatakan, ''Seorang pemimpin itu hendaknya seorang yang kokoh iman dan takwanya, mulia akhlaknya, dan mampu bersikap adil dan jujur, berilmu dan cerdas, mampu menjalankan tugas (kompeten) dan konsekuen (istiqamah) memikul tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya, sehat jasmani dan rohaninya, dan ia harus memiliki kemampuan dan keberanian untuk menegakkan keadilan serta melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar.''

5. Memiliki rasa kasih sayang dan adil
Seperti Rasulullah yang telah mencontohkan bahwa rasa kasih sayang amatlah penting dalam kehidupan ini. Dengan kasih sayang, seseorang akan dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Dan dengan kasih sayang pula perdamaian akan dapat tercipta. Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.'' (QS 9:128). Selain itu, sikap adil seorang pemimpin sangat dibutuhkan agar tidak terjadi ketidakseimbangan dalam amanah yang dipercayakan.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa semua kriteria di atas harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar amanah yang dijalankan dapat dilaksanakan dengan baik. Dan tak diragukan lagi bahwa setiap kita adalah pemimpin, entah bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa ataupun agama sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, rela tidak rela, setiap manusia harus memiliki karakter-karakter pemimpin coz’ there is no choice fo not being a leader. Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar: